Breaking News

Kamis, 15 Januari 2015

Bagaimana Terciptanya Sarang Semut

Tumbuhan sarang semut bukanlah sarang semut yang terbuat dari tanah dan dibangun koloni semut di dalam tanah, sarang semut merupakan tanaman epifit yang enempel pada tumbuhan lain, seperti kayu putih (Melaleuca Leucadendra), cemara gunung (Casuarina Junghuniana), kaha, dan pohon beech (fagus spp.). Di Indonesia, tumbuhan ini hidup di dataran tinggi Papua, terutama di Wamena.

Walaupun sarang semut adalah tumbuhan epifit, tetapi ia tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya. ia justru bersimbiosis dengan tanaman lain sebagai tempat tumbuh (inang). Pada jenis Myrmecodia spp, dan Hydnophytum spp., selain simbiosis dengan pohon inang sebagai tempat tumbuh, tumbuhan sarang semut juga menciptakan labirin di dalam batangnya yang menjadi sarang, tempat hidup, dan makanan bagi semut.

selain rongga-rongga tersebut mampu menstabilkan suhu dan kelembapan sehingga menjadi sarang yang aman bagi koloni semut, tumbuhan ini pun memproduksi glukosa (gula) yang menarik minat kedatangan semut srkaligus menjadi makanan semut.

menurut M. Ahkam Subroto, peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, sarang semut mengandung 85 persen glukosa. yang menggembirakan, glukosa dalam sarang semut termasuk jenis kompleks, bukan glukosa sederhana. glukosa kompleks ini berpotensi sebagai obat, termasuk obat diabetes melitus.

Semut, terutama dari genus Iridomyrmex dan Ochetellus, meninggalkan kotoran sebagai makanan (nutrisi) bagi tumbuhan sarang semut, Bahkan koloni semut memberikan pertahanan dan perlindungan bagi tumbuhan epifit ini. Uniknya, bila sudah ada satu jenis semut yang telah menghuni, maka semt jenis lain tidak mau bergabung.

Di daerah Tiom, Wamena, selain semut, cendawan endofit juga menghuni sarang semut. Sarang semut, semut, dan cendawan pun saling bersimbiosis. semut merasa nyaman tinggal di sana karena sarang semut dapat mempertahankan perubahan suhu 2-3 derajat celcius. Ketika suhu malam terlampau dingin, misalnya, sarang semut dapat menaikkannya sehingga kondisinya tetap nyaman bagi semut.

Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimia secara alami diantara senyawa-senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam sarang semut. Akarnya sama sekali tidak berfungsi sebagai penyerap unsur hara, melainkan sebagai pengikat terhadap pohon inang.

Segi tiga Caudex (bagian umbi sarang semut) akan menggelembung seiring bertambahnya umur. Bahkan ada yang mempunyai bobot 0,5-5 kg. Permukaannya dipenuhi daun tajam untuk melindungi dari pemangsa herbivora. Nah, di bagian dalam Caudex terdapat labirin yang dihuni ratusan semut.
Selain keunikan simbiosis yang terjadi pada sarang semut, batang tanaman ini, terutama dari genus Myrmecodia, yang membesar menyerupai umbi ternyata menjadi salah satu obat herbal yang ampuh. Umbi tumbuhan sarang semut sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman.

Mungkinkah sarang semut dibudidayakan?

Sarang semut memungkinkan untuk dibudidayakan karena tumbuhan ini berbunga, berbuah dan berbiji. Di Australia sarang semut juga dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan. Dengan teknik ini hasil yang didapat jauh lebih baik.
Menurut M Ahkam Subroto, pengembangbiakkan massal melalui kultur jaringan yang mempengaruhi kandungan senyawa aktif sebuah tanaman. Syaratnya, suhu, iklim, intensitas cahaya, dan nutrisi dalam pembudidayaan harus dikondisikan seperti habitat aslinya. Dengan pembudidayaan, perburuan sarang semut di hutan dapat dibatasi.

Tumbuhan sarang semut merupakan tumbuhan sukulen, yaitu tanaman yang dapat menyimpan air dalam jaringan dan secara morfologis terlihat berdaging ( seperti kaktus dan lidah buaya ) tanaman ini toleran terhadap kekeringan. Oleh karena itu dia tidak perlu disiram setiap hari, cukup setiap malam atau 2 hari sekali dan harus dipastikan bahwa ketika hendak menyerang kembali tanaman benar-benar berada dalam keadaan kering. Bila terlalu sering disiram dan basah maka ia mengalami kebusukan jaringan yang dapat mengakibatkan kematian tanaman.

Tumbuhan sarang semut dapat melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan banyak buah beri. Buah beri tersebut berwarna merah atau orange ketika masak. Dalam setiap bulan beri umumnya terdapat 2 biji. Apabila biji ini berada pada tempat yang sesuai, makan ia akan cepat berkecambah, misalnya apabila dia berada pada dalam pot yang memiliki media sabut kelapa lembab. Biji-biji tersebut harus tersemai dalam bentuk biji segar. Biji yang tua dan kering tidak akan berkecambah. Ketika biji berkecambah, batang bagian bawah atau yang disebut dengan hipokotil akan membengkak dengan cepat.

Tanaman mulai membentuk lubang-lubang dalam batang yang membengkak tersebut ketika berumur beberapa bulan. Dalam memelihara kecambah, kecukupan cahaya sangatlah penting diperhatikan, karena kekurangan cahaya akan menyebabkan tumbuhan memanjang dan bagian umbinya menciut. Pencahayaan yang kurang juga dapat menyebabkan pembentukan daun yang lebih banyak.

Pemupukan dapat dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali, terutama menggunakan pupuk organik seperti kompos bila terlalu banyak dan sering akan menyebabkan tanaman mati. Pada habitat yang sebenarnya yaitu habitat liar tanaman ini memperoleh pupuk dari debris atau sampah dari semut yang menghuninya.



Anda bisa mendapatkan Sarang Semut Asli Papua Di  Semarang

Alamat Agen Semarang : Bapak Ahmad Fauzi. Jalan Kebonharjo RT 08 RW 02 No. 10 Tanjung Mas Semarang Utara (belakang St. Tawang Semarang)

No. Telp dan BBM :  0819 5822 2226 / 0823 5822 2226 dan 311316E1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar